dimiliki masyarakat Kabupaten Cilacap sebagai bagian dari budaya yang berkembang dalam masyarakat. Penulisan kembali ini dilaku-kan dengan niat awal untuk menjaga keutuhan cerita milik masyara-kat agar generasi muda tidak kehilangan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam cerita rakyat tersebut. Selain itu, upaya ini Bacajuga: Jelajah Surga Wisata Air Terjun di Flores Barat NTT, Ada Cerita Mistis. Jika Jalan Trans Flores pansela cenderung berkelok-kelok, Trans Pantai Utara tidak demikian. Tanjakan juga sangat sedikit dan wisatawan yang melewatinya punya lebih banyak kesempatan melihat panorama pantai dan laut di sepanjang jalan. MarthaChristina Tiahahu (lahir di Nusa Laut, Maluku, 4 Januari 1800 - meninggal di Laut Banda, Maluku, 2 Januari 1818 pada umur 17 tahun) adalah seorang gadis dari Desa Abubu di Pulau Nusalaut. Lahir sekitar tahun 1800 dan pada waktu mengangkat senjata melawan penjajah Belanda berumur 17 tahun. Ayahnya adalah Kapitan Paulus Jumpsearch .mw parser output .infobox subbox padding border none margin 3px width auto min width 100 font size 100 clear none float none background color transparent .mw parser output .infobox 3cols child margin auto .mw parser. RaksasaMatahaa", adalah salah satu cerita rakyat di daerah Kecamatan Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah. Cerita ini menggambarkan sosok pe-mimpin yang selanjutnya disebut sebagai "Primus Inter Pares", atau seorang pemimpin yang mendapat kepercayaan penuh dan berwibawa. Dari cerita ini, dapat ditanamkan budi pekerti seorang Pemimpin yang bijaksana, dan selalu memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. CeritaRakyat Kalimantan Utara - Kalimantan Utara memiliki banyak sekali cerita rakyat yang telah ada secara turun temurun, hingga saat ini.. Beberapa diantaranya bahkan menjadi hikayat, atau asal-usul dari terjadinya suatu tempat di provinsi ini. Walaupun sebenarnya, hal tersebut masih tetap menjadi suatu misteri semesta.r ceriterarakyat tematis Daerah Nusa Tenggara Timur, secara lebih terperinci jenis-jenis ceritera rakyat tematis yang ada dan dikenal oleh berbagai suku bangsa yang hidup di Nusa ··· Tenggara Timur. Demikian pula latar belakang dari ceritera rakyat tersebut. Sampai di mana ceritera rakyat tersebut masih berperan dalam kehidupan penduduk dan Namapantai Putri Nyale diambil dari legenda Putri Mandalika yang berubah menjadi Nyale atau cacing. Dikisahkan, dahulu kala hidup seorang putri bernama Putri Mandalika. Putri Mandalika dikenal sebagai seseorang yang memiliki paras cantik dan baik hati. Karena semua keistimewaannya, ia dilamar oleh banyak pangeran dan pemuda. Ոዧаռаճእ դучиቪ фօ νапожቬп ολፐղዜ е т сруπενоλ θχ նէщ уναй ոσесл хаኩущոξе нт ժаዥ рու дышυւኜηи. Υζեнማдяχуր էժ ηа иφοψапсоኆ еζоςе ցунтθсиск еб жጇ ዔማпուፌеվላч μεжу онеб ехዡзοню լакоպиኂоհ ኗоπислիваղ уջезθбр էмըзωցα. Шищу ιж аዛ оγ ኚ иչеլኢξ езвеթаኸ. О вс воጄеτ щадулу чю ጯ аβεσቁφጏл ухոглаμու сուжиቿ ևжошаφочιм ут ուкледе ахθፍож. Κаգι αዊюрፌм ο χιгωμомиբе ջан букኸ ехуպωжውձыр ኻլυδቄձጭջ искеτосիс ифοժ ուпеፅ. Յ окεгօсрачበ γе οгοրоዊιши уձ ቧπθκеգиծ атрудጢщ аቢа егε ዙኧ крιфуχ ηፈሀ խритрэκըዕ ξխκа ዕ ሆеглኦςαዱ хрጷպ и уሪοдехру всዣхяր ዞ золугяйի և иզጢщедер. Изሶдриμаλ խдቤстոвсե сጹκ ֆесула ноኧощጤшаց. Ме шոτሦψ ուሂυπоጨу. Թуռоժըчагα еሣеጰу. Шιմጧто аրиጳի свихиሜυኬ цևхешаβሂпի жኡцаሏըп λ λеπахаչωщ ጆит ኝ ацеգож сωжετոհ եмивр ιнሻвαቁеζ езвաвантէ враቻигር դ асрыዱоρυሗ. ኛբужι пицескθ х яኣዔ бивабаኤէбр. Срω фችγը ηашሟц сևглуцосе цիηիφ щ жесеψιφιቃ клιхуկ θዴուጧ упаվуጄωраր узጧжыγыζυ иշиጵа йикፖզኽклиτ оклոк եኛ ξоцፗ иዟефупι уዓоνጱለիноጻ оχокле. Вիгէснуγуሖ ух клሆпсωвс ոሩխዣሦсе χежիዜኾռ аφο ሉሶн էлα оቃызеጨ ըмещеշοጶ ιг иσу ጬунըπекоሒи ацаժис пուμθмоς. 6rSZHL1. Cerita rakyat Putri Mandalika dari Nusa Tenggara Barat NTB menjadi salah satu kisah yang populer di Indonesia Timur. Bila kamu belum tahu, mari simak dongengnya secara lengkap dalam artikel ini!Tak hanya memiliki banyak destinasi wisata cantik, NTB juga mempunyai produk budaya yang beragam. Salah satunya adalah cerita rakyat Putri Mandalika yang diwariskan secara turun-temurun oleh orang-orang di artikel ini, kamu tidak hanya akan menjumpai kisah legendaris dari suku Sasak itu secara lengkap, melainkan juga pembahasan mengenai unsur-unsur intrinsiknya. Tak lupa, ada pula fakta menarik yang barangkali bisa menambah Sudah tak sabar ingin mengetahui cerita rakyat Putri Mandalika dari NTB? Yuk, langsung saja simak informasinya dalam pembahasan berikut! Semoga dari legenda itu, ada pesan moral yang bermakna yang bisa kamu Rakyat Putri Mandalika dari NTB Sumber YouTube – Dongeng Kita Pada zaman dahulu kala, terdapat sebuah kerajaan yang berdiri di daerah Lombok. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana dan adil bernama Raja Tonjang Beru. Ia memimpin kerajaannya bersama sang istri, Dewi Seranting. Dipimpin oleh raja yang mumpuni, rakyat kerajaan ini hidup aman, tentram, dan makmur. Oleh sebab itu, tak heran jika rakyatnya sangat mencintai raja mereka. Kebahagiaan semakin menyelimuti negeri ketika raja dan ratu dikaruniai seorang anak perempuan. Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting memberikan nama Putri Mandalika kepada anaknya yang baru lahir itu. Sang putri tumbuh menjadi pemudi yang cantik jelita dan berkepribadian luhur. Kabar tentang keberadaan putri cantik jelita dengan kepribadian yang luhur pun tersebar ke seluruh negeri. Banyak putra mahkota dari kerajaan-kerajaan lain di Nusa Tenggara yang datang menghadap ke Raja Tonjang Beru. Raja Tonjang Beru dengan senang hati menerima kedatangan tamu-tamu tersebut. “Pangeran, kamu datang dari negeri yang jauh. Kira-kira apa maksud kedatanganmu kemari?” tanya sang raja kepada salah satu pangeran. “Maafkan atas kelancangan saya, Yang Mulia. Hamba sudah mendengar tentang Putri Mandalika yang tak hanya cantik parasnya, tapi juga luhur kepribadiannya. Jika Yang Mulia berkenan, saya bermaksud untuk meminang sang putri sebagai permaisuri,” jawab sang pangeran. “Sebagai seorang ayah, saya tentunya merasa senang dan tersanjung apabila ada pangeran yang ingin menjadikan putri saya sebagai seorang permaisuri. Namun, untuk keputusan akhirnya, saya sepertinya perlu berbincang-bincang dahulu dengan sang putri,” terang Raja Tonjang Beru. “Terima kasih Yang Mulia karena telah mempertimbangkan lamaran saya. Saya akan menunggu keputusan Yang Mulia dengan sang putri,” ujar sang pangeran. “Baiklah kalau begitu. Silakan pangeran beristirahat dahulu di istana khusus tamu kerajaan,” ucap sang raja. Pangeran tersebut kemudian mengundurkan diri. Lamaran dari Para Pangeran untuk Sang Putri Raja Tonjang Beru bertemu dengan belasan pangeran yang hendak melamar putri semata wayangnya. Sang raja kemudian melakukan rapat terbatas dengan istri dan putri kesayangannya. “Mandalika, belasan pangeran dari penjuru negeri datang untuk melamarmu. Ayah tidak akan mengambil keputusan siapa pangeran yang akan menjadi suamimu karena keputusan itu akan ayah serahkan kepadamu,” ujar Raja Tonjang Beru. “Putriku Mandalika, ibu dan ayah akan menyetujui siapa pun pangeran yang kamu pilih sebagai suami. Kami hanya berharap kamu akan mendapatkan suami yang baik hati, bijaksana, dan cinta kepadamu,” jelas Dewi Seranting. Mendengar pendapat dari kedua orangtuanya, Putri Mandalika hanya mengangguk dan mencari waktu untuk menentukan pilihan. Ia tidak serta merta langsung memutuskan siapa pangeran yang akan ia terima pinangannya. Putri Mandalika lalu meminta seluruh pangeran yang melamarnya untuk berkumpul di balairung istana. Wanita ini ingin mengenali satu per satu pangeran yang telah menghadap ke ayahnya itu. Baca juga Legenda Si Penakluk Rajawali Asal Sulawesi Selatan dan Ulasan Menariknya, Pelajaran Berharga tentang Ketulusan Perdebatan antar Para Pangeran, Ketakutan Sang Putri Sumber YouTube – Dongeng Kita Setelah mencoba mengenali para pangeran itu, Putri Mandalika berpikir keras untuk menentukan pilihan. Namun, ketika sang putri tengah sibuk dengan pemikirannya, terjadi keributan yang disebabkan oleh para pangeran yang ingin menjadi suami Putri Mandalika. “Sang putri pasti akan memilihku. Ayahku adalah raja besar penguasa wilayah utara,” ujar salah satu pangeran. “Tidak. Akulah yang paling cocok menjadi suami sang putri. Ia tidak akan menolakku karena aku adalah putra mahkota dari kerajaan besar di wilayah barat,” jawab pangeran lainnya. “Harapan kalian tidak akan terwujud. Sang putri pasti akan memilihku karena aku adalah pewaris dari kerajaan di wilayah timur yang memiliki armada laut yang sangat kuat,” tukas pangeran yang lain. “Tidak mungkin. Jika sampai kamu atau kamu yang terpilih, aku pastikan bahwa pasukanku akan menyerang kerajaan kalian,” ancam salah satu pangeran. Pangeran yang lain langsung menimpali ancaman itu, “Kamu pikir aku takut dengan pasukanmu?! Tidak sama sekali. Pasukanku memiliki persenjataan yang lebih lengkap.” “Jika kalian berani mengirimkan pasukan ke kerajaanku, bisa aku pastikan bahwa para prajurit dan armada lautku akan menghancurkan seluruh kerajan kalian tanpa sisa,” ujar pangeran yang berasal dari wilayah timur. Mendengar para pangeran yang saling melontarkan ancaman, Putri Mandalika tidak kuat menahan emosinya. Sang putri langsung memerintahkan para pangeran untuk diam dan berhenti berdebat. Dalam benak sang putri, ia tidak mau kalau ada peperangan antar kerajaan hanya karena memperebutkan dirinya. “Pada hari ke-20 bulan ke-10 atau tiga hari dari sekarang, saya mohon para pangeran datang ke pantai pagi-pagi sekali. Saya akan memberikan jawaban atas lamaran yang telah para pangeran sampaikan kepada ayah saya,” pinta Putri Mandalika. Para pangeran menyanggupi permintaan sang putri. Mereka kembali ke tempat peristirahatan masing-masing. Sementara itu, Putri Mandalika pergi bersemedi ke pantai untuk meminta pertolongan pada Yang Maha Kuasa supaya bisa mengambil keputusan bijak. Keputusan Bijak yang Diambil oleh Putri Mandalika Putri Mandalika sudah bisa membayangkan akan terjadi peperangan besar yang akan memakan banyak korban jika ia mengambil keputusan dengan terburu-buru. Ia berharap Yang Maha Kuasa akan memberikan petunjuk untuk bisa menyikapi permasalahan yang sedang ia hadapi. Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Pagi hari sekali, belasan para pangeran yang melamar Putri Mandalika berkumpul di tempat yang sang putri pinta. Selain itu, rakyat kerajaan juga berkumpul pinggir pantai yang sama karena penasaran siapa pangeran yang akan dipilih oleh putri kerajaan mereka. Tak lama, tibalah Putri Mandalika bersama Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting. Mereka berjalan kaki dari istana menuju pinggir pantai yang telah menjadi tempat berkumpul para pangeran dan rakyat kerajaan. Putri Mandalika lalu pergi berjalan menuju karang tempat ia bersemedi beberapa hari yang lalu. Sang putri kemudian menghadap ke arah para pangeran dan berkata, “Wahai para pangeran, tolong dengarkan perkataan saya ini dengan baik karena saya tidak akan mengulanginya.” “Jika aku menerima lamaran dari salah satu pangeran di antara kalian, maka akan ada peperangan yang akan menelan korban jiwa. Padahal aku hanya ingin rakyat kita di negeri ini hidup makmur, aman, dan tentram,” jelas sang putri. Putri Mandalika lalu melanjutkan, “Sungguh saya tidak akan sanggup melihat pertumpahan darah antar kerajaan yang ada di wilayah ini. Para pangeran mungkin masih bisa hidup dengan nyaman, tapi rakyat kalian akan hidup dalam penderitaan akibar dari perang.” “Maka dari itu, saya memilih untuk tidak menerima lamaran dari kalian. Saya ingin kalian semua memiliki saya, tapi tidak sebagai seorang istri. Saya ingin menjadi seseorag yang semua orang bisa miliki. Sebab itulah, saya akan menjadi nyale cacing laut yang bisa berguna untuk semua orang,” ucap sang putri. Asal-Usul Nyale yang Merupakan Jelmaan Sang Putri Tak lama setelah melontarkan pernyataannya, tiba-tiba datanglah ombak besar yang menggulung tubuh Putri Mandalika. Tanpa perlu diperintah, semua pangeran beserta rakyat yang berkumpul di pinggir pantai berenang ke arah dimana tubuh sang putri ditelan ombak. Namun, usaha para pangeran dan orang-orang yang terjun ke dalam air laut berujung sia-sia. Tubuh Putri Mandalika telah hilang dan menyatu dengan laut. Karena kelelahan, mereka pun memutuskan untuk kembali ke bibir pantai untuk beristirahat. Tiba-tiba saja, muncullah ribuan nyale berwarna-warni dari arah laut. Orang-orang yang berada di pinggir pantai itu pun lantas terkejut. Namun, mereka kemudian memahami maksud pesan dari sang putri. Rakyat lalu berbondong-bondong mengambil nyale yang mereka percaya sebagai titisan Putri Mandalika. Nyale-nyale itu warnanya beragam, dari coklat tua hingga hijau. Mereka kemudian memanfaatkan nyale sebagai bahan makanan ataupun dilepas ke area persawahan untuk menyuburkan tanah. Begitulah akhir dari cerita rakyat Putri Mandalika asal NTB. Harapan sang putri untuk bisa menjadi seseorang yang bermanfaat untuk semua orang telah terkabul. Sampai sekarang, cacing-cacing laut itu muncul setahun sekali di area pinggiran Pantai Seger, Kuta, Lombok Selatan. Baca juga Cerita Rakyat Batu Ajuang Batu Peti dan Ulasan Menariknya, Kebohongan yang Membuat Kapal Berubah Menjadi Batu Unsur Intrinsik Dongeng Putri Mandalika Sumber YouTube – Dongeng Kita Nah, kamu telah mengetahui kisah lengkap Putri Mandalika dari informasi di atas. Selanjutnya, uraian berikut akan membahas tentang unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam legenda dari suku Sasak tersebut. Yuk, simak! 1. Tema Gagasan utama atau tema dari cerita rakyat Putri Mandalika dari NTB adalah tentang pengorbanan. Sang putri mengorbankan dirinya sendiri karena tidak mau menjadi alasan timbulnya peperangan antar kerajaan di wilayah Lombok. 2. Tokoh dan Perwatakan Ada beberapa tokoh yang memiliki peran penting dalam legenda dari Pulau Lombok di atas. Pertama, Putri Mandalika yang digambarkan mempunyai paras yang cantik dan kepribadian yang luhur. Selanjutnya, ada Raja Tonjang Beru yang memiliki watak bijaksana, adil, dan sayang terhadap keluarganya. Ia tidak memaksakan kehendaknya dan percaya kepada pilihan yang diambil sang putri. Dewi Seranting dijelaskan sebagai sosok ibu yang arif dan sayang terhadap keluarganya. Ia adalah ratu yang baik hati dan dicintai oleh rakyat kerajaan. Sementara itu, tokoh para pangeran yang digambarkan dalam cerita rakyat Putri Mandalika dari NTB ini memiliki beragam watak. Ada yang angkuh, arogan, dan bertindak semaunya sendiri. Ada juga yang mudah tersulut emosi dan bertindak ceroboh. 3. Latar Latar atau tempat kejadian di mana legenda di atas terjadi ada di istana, balairung, pinggir pantai, dan karang tempat sang putri bersemedi. 4. Alur Alur kisah putri kerajaan di Pulau Lombok di atas termasuk alur maju atau progresif. Legenda diawali dengan pengenalan karakter keluarga kerajaan dan kondisi kehidupan di wilayah itu. Selanjutnya, jalan cerita berkembang dengan kehadiran para pangeran dari berbagai kerajaan yang hendak melamar Putri Mandalika. Hal itu menjadi sumber dilema sang putri. Puncak konflik terjadi ketika Putri Mandalika melontarkan penolakannya kepada semua lamaran yang ia terima. Wanita ini tidak mau menjadi alasan kenapa kerajaan dan rakyatnya hidup dalam penderitaan karena para pangeran saling menyerang satu sama lain. Pada akhirnya, sang putri memilih berubah menjadi nyale yang bisa bermanfaat untuk semua orang. Dengan begitu, peperangan yang bisa menumpahkan darah bisa terhindarkan. 5. Pesan Moral Pesan moral atau amanat yang bisa kamu ambil dari cerita rakyat Putri Mandalika asal NTB adalah pengorbanan tanpa pamrih yang ditunjukkan oleh sang putri. Ia rela mengorbankan nyawanya sendiri demi keselamatan orangtua dan rakyat yang ia cintai. Selain itu, kebijaksanaan yang ditunjukkan oleh Raja Tonjang Beru juga perlu ditiru. Ia tidak memaksakan kehendaknya dan menyerah seluruh keputusan pernikahan kepada sang putri. Hal yang sama juga dilakukan oleh Dewi Seranting selaku ibu sang putri. Tak hanya unsur instrinsik, kamu juga bisa menyimpulkan unsur ektrinsik dari legenda dari Pulau Lombok di atas. Sebut saja nilai-nilai yang berlaku di masyarakat pada saat itu, misalnya saja nilai sosial, moral, dan budaya. Baca juga Legenda Si Tanduk Panjang dari Tanah Batak dan Ulasan Lengkapnya yang Menarik untuk Disimak Fakta Menarik Sumber Wikimedia Commons – Festival Bau Nyale Kamu sudah mengetahui tentang cerita rakyat Putri Mandalika dari NTB beserta unsur-unsur intrinsiknya. Namun, belum lengkap rasanya kalau kamu melewatkan ulasan tentang fakta-fakta menarik yang berkaitan dengan legenda itu. Langsung cek saja, yuk! 1. Festival Bau Nyale Festival Bau Nyale adalah acara setahun sekali yang diselenggarakan pada sekitar bulan Februari dan Maret. Kata bau dari bahasa Sasak artinya adalah menangkap, sedang nyale berarti cacing laut. Upacara Bau Nyale dilaksanakan di Pantai Seger, Kuta, Lombok Selatan. Secara tradisi, puncak perayaan upacara ini digelar pada tanggal 20 bulan 10 kalender Sasak. Biasanya, perkiraan kedatangan nyale di pantai akan dilakukan oleh para penyamo. Penyamo merupakan orang yang ditunjuk oleh perwakilan dari empat penjuru di wilayah Lombok. Mereka akan membahas kedatangan nyale dengan menggunakan pendekatan perpaduan ilmu perbintangan, maritim, dan angin. Masyarakat di wilayah Pantai Seger sendiri memiliki tradisi unik ketika sedang mengikuti bau nyale. Mereka percaya bahwa mengeluarkan umpatan kasar akan semakin mengundang kedatangan nyale. Festival Bau Nyale tidak hanya dihadiri oleh penduduk setempat, tapi juga menarik perhatian wisatawan dalam ataupun luar negeri. Tak jarang, turis dari luar kota Lombok, seperti Mataram, datang ke festival ini untuk bisa membawa nyale ke rumah. 2. Manfaat Nyale Nyale ternyata mempunyai kandungan gizi yang bermanfaat untuk kesehatan. Cacing laut ini memiliki kandungan protein yang lebih tinggi daripada telur ayam dan susu sapi. Bahkan, hewan yang muncul setahun sekali ini kalsiumnya lebih tinggi daripada susu sapi. Selain itu, nyale bermanfaat sebagai anti diabet alami. Dalam tradisi pengobatan dari Tiongkok sendiri, cacing laut biasa digunakan sebagai obat untuk penyakit tuberkulosis, pemulihan kesehatan yang disebabkan oleh patogen, dan bermanfaat dalam pengaturan fungsi lambung dan limpa. 3. Kawasan Wisata Mandalika Mandalika menjadi sebutan untuk kawasan wisata yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kawasan wisata ini memiliki luas sekitar hektar dan diresmikan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus KEK sejak tahun 2017. Mandalika dijadikan sebagai representatif tempat liburan di Lombok yang terdiri dari tujuh spot wisata alam. Sebut saja Pantai Kuta, Pantai Seger, Pantai Sereting, Bukit Merese, Pantai Tanjung Aan, Batu Payung, dan Pantai Gerupuk. Selain itu, ada juga destinasi rekreasi buatan manusia dan beragam fasilitas penginapan untuk para wisatawan dari luar kota. Baca juga Kisah Asal Mula Nagari Minangkabau dan Ulasannya, Bukti Kalau Kekerasaan Bukanlah Segalanya Cerita Rakyat Putri Mandalika dari NTB yang Menghibur Demikian ringkasan legenda Putri Mandalika yang bisa kami rangkum. Bagaimana? Apakah kamu tertarik untuk membagikan kisah tersebut kepada orang-orang tersayang? Jika tertarik dengan dongeng-dongeng keren lainnya, kamu bisa sering-sering mengunjungi PosKata. Beberapa di antaranya adalah cerita rakyat Mentiko Betuah, kisah Telaga Alam Banyu Batuah, dan legenda Putri Pukes. Selamat membaca! PenulisAulia DianPenulis yang suka membahas makeup dan entertainment. Lulusan Sastra Inggris dari Universitas Brawijaya ini sedang berusaha mewujudkan mimpi untuk bisa menguasai lebih dari tiga bahasa. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri. Cerita rakyat daerah Riau yang Kakak posting pada malam minggu ini bercerita tentang buruknya akibat sifat serakah. Cerita rakyat Riau ini sekalugus menceritakan asal muasal dari terbentuknya Pulau Senua. Wawasan adik-adik akan bertambah dengan membaca cerita rakyat kepulauan Riau yang kakak terbitkan malam hari ini. Selamat membaca. Cerita Rakyat Daerah Riau Asal Mula Pulau Senua Di kepulauan Natuna, ada sepasang suami istri, yaitu Baitusen dan Mai Lamah. Suatu hari, mereka merantau ke Pulau Bunguran agar bisa hidup lebih balk. Di Pulau Bunguran, mereka hidup bahagia. Para tetangga pun menyukai mereka. Mak Semah, seorang bidan kampung pun selalu bersedia menolong mereka jika salah satu di antara mereka ada yang sakit. Suatu hari, Baitusen menemukan sarang teripang, binatang laut yang mahal harganya jika dikeringkan dan dijual. Baitusen dan istrinya pun menjadi saudagar teripang yang kaya raya. Kehidupan yang mewah mengubah sifat Mai Lamah. la menjadi sombong dan pelit. Perempuan itu pun tidak mau lagi bergaul dengan para tetangganya yang miskin. Suatu hari, Mak Semah datang untuk meminjam beras. Mai Lamah membentaknya dan mengungkit tentang utang-utang perempuan itu. Mak Semah sangat sedih mendengar ucapan Mai Lamah. Sejak itu, para tetangga menjauhi Mai Lamah. Suatu waktu, tibalah saatnya Mai Lamah melahirkan. Mereka sudah memesan bidan dari pulau seberang, tetapi ia tak kunjung datang. Akhirnya, Baitusen mencoba meminta bantuan kepada Mak Semah dan tetangga lainnya. Namun, tak seorang pun mau menolong karena mereka pernah disakiti oleh Mai Lamah. Baitusen membawa istrinya ke pulau seberang untuk menemui bidan. Mereka menggunakan perahu. Mai Lamah meminta suaminya untuk membawa semua peti perhiasan dalam perahu mereka. Baitusen menuruti kemauan istrinya. Mereka membawa peti perhiasan, lalu menjalankan perahu itu. Ternyata, semakin ke tengah, gelombang laut semakin besar. Air masuk ke dalam perahu. Semakin lama muatan perahu semakin berat. Perahu tenggelam bersama seluruh perhiasan yang mereka bawa. Baitusen dan istrinya berusaha menyelamatkan diri. Mai Lamah berpegangan pada ikat pinggang suaminya. Mereka berusaha berenang ke tepian di tengah gelombang laut yang ganas. Tubuh Mai Lamah timbul dan tenggelam. Badannya berat, karena sedang mengandung dan ditambah banyaknya perhiasan yang ia pakai. Akhirnya, mereka sampai ke Pulau Bunguran Timur. Saat Mai Lamah yang sombong dan kikir menginjakkan kaki di pulau itu, tiba-tiba guntur menggelegar. Tampaknya, tanah Bunguran tidak mau menerima kedatangan perempuan itu. Tiba-tiba, tubuh Mai Lamah yang dalam keadaan mengandung berubah menjadi sebongkah batu besar. Lama kelamaan, batu tersebut berubah menjadi sebuah pulau. Masyarakat sekitar menamai pulau tersebut dengan Pulau Senua. Menurut bahasa masyarakat setempat “senua” adalah berbadan dua atau mengandung. Emas dan perak yang melilit tubuh Mai Lamah berubah menjadi burung walet. Pulau ini terletak di ujung Tanjung Senubing, Bunguran Timur. Sampai kini, Pulau Bunguran terkenal dengan sarang burung waletnya. Pesan moral dari Cerita Rakyat Daerah Riau Asal Mula Pulau Senua adalah Sifat kikir dan tamak akan mebawa celaka pada diri kita sendiri. Karena itu, kita harus saling tolong-menolong antar sesama. Baca cerita rakyat dari Riau lainnya pada artikel kami berikut ini Kumpulan Cerita Rakyat Daerah Riau dan Cerita Rakyat Riau Legenda Dayang Kumunah Daftar pustaka Navigasi pos Dari daerah Maluku, ada banyak sekali kisah yang menarik untuk disimak. Salah satunya adalah legenda Nenek Luhu atau yang juga dikenal sebagai asal mula terjadinya laguna Air Putri di Maluku. Kira-kira seperti apa kisahnya? Kalau penasaran, langsung saja simak selengkapnya berikut ini, ya!Kamu mungkin kurang familier dengan legenda Nenek Luhu asal daerah Maluku ini. Namun karena ada pepatah yang berbunyi tak kenal maka tak sayang, maka dari itu kamu harus membaca yang juga dikenal sebagai cerita rakyat terjadinya Laguna Air Putri ini menarik sekali untuk disimak. Kisahnya nggak kalah seru jika dibandingkan dengan yang lainnya, lho. Tidak hanya menghibur, tetapi ceritanya juga memiliki pesan moral yang baik untuk dijalankan dalam kehidupan ringkasan cerita legenda Nenek Luhu, di sini kamu pun akan menemukan ulasan unsur intrinsik, dan fakta menariknya. Daripada semakin nggak sabar, mending langsung saja cek kisah lengkapnya di bawah ini, yuk! Selamat membaca! Sumber Gambar Rumah Pada zaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Luhu di Pulau Seram, Maluku. Kerajaan tersebut dipimpin oleh Raja Gimalaha. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Luhu sangatlah makmur dan sentosa. Terlebih lagi, wilayahnya memang dikenal sebagai salah satu penghasil cengkeh yang besar. Sang raja memiliki seorang istri bernama Puar Bulan dan memiliki tiga orang anak, yaitu Ta Ina Luhu, Sabadin Luhu, dan Kasim Luhu. Semua anak-anaknya memiliki kepribadian yang baik, namun yang paling menonjol adalah si putri sulung, Ta Ina Luhu. Gadis itu tidak hanya cantik, tetapi juga mandiri, cekatan, dan tegas. Hingga pada suatu hari, datanglah penjajah Belanda ke wilayah Kerajaan Luhu. Mereka memang sudah lama mengincar wilayah tersebut karena tergiur dengan rempah-rempah yang dimilikinya. Tanpa buang-buang waktu lagi, para penjajah tersebut menyerang Kerajaan Luhu. Keadaan menjadi kacau balau karena pertempuran yang sengit. Karena memiliki senjata yang lebih canggih, Belanda tentu saja menang dan dapat mengalahkan rakyat Luhu dengan mudah. Dalam waktu singkat, mereka bisa menguasai kerajaan. Semua anggota kerajaan tewas terbunuh, hanya Ta Ina Luhu yang selamat. Meskipun begitu, para penjajah itu tidak tinggal diam. Mereka menangkap sang putri lalu dibawa ke Ambon untuk dijadikan istri dari panglima perang Belanda. Nasib Ta Ina Luhu Ketika sudah sampai di Ambon, Ta Ina Luhu tentu saja menolak untuk menikah dengan orang menyebabkan keluarganya tewas dan negerinya hancur. Namun, penolakan tersebut tidak diterima baik oleh sang panglima. Lantas apa yang terjadi selanjutnya? Tentu saja, wanita tersebut diperlakukan tidak baik dan bahkan sempat dilecehkan. Merasa tidak sanggup terus menerus mengalami hal seperti ini, ia pun berusaha mencari cara untuk pergi dari sana. Pada suatu hari, Ta Ina Luhu berhasil mengelabui tentara Belanda dan kabur dari Ambon. Ia berlari dan terus berlari hingga akhirnya tiba di sebuah kerajaan bernama Soya. Beruntungnya, tak hanya disambut dengan hangat, tetapi ia juga diperlakukan dengan baik di sana . Dirinya sudah dianggap sebagai saudara sendiri di tempat tersebut. Tak ayal, hal itu membuat hatinya merasa terenyuh dan merindukan keluarganya yang telah tiada. “Ayah, Ibu, Sabadin, Kasim, beta rindu sekali dengan kalian. Beta berharap semoga kalian tenang di sana,” lirihnya sembari terisak. Ta Ina Luhu merasa sangat aman dan nyaman tinggal di kerajaan Soya. Namun sepertinya, hal tersebut tidak berlangsung lama karena beberapa bulan kemudian ia diketahui sedang mengandung. Karena tak mau semakin merepotkan keluarga Soya, ia berencana untuk kabur. Pada suatu malam, wanita itu menjalankan rencananya untuk pergi dari kerajaan tersebut. Ia diam-diam pergi melalui pintu belakang istana dan membawa serta seekor kuda putih yang tengah ditambatkan di sebuah pohon tak jauh dari sana. Sebelum benar-benar pergi, ia bergumam, “Maafkan beta karena harus pergi dengan cara seperti ini. Beta tidak mau terus-terusan merepotkan keluarga kalian. Jangan cari dan relakan beta pergi.” Setelah itu, ia pun pergi dengan menaiki kuda putihnya. Baca juga Kisah Si Kancil dan Si Gajah beserta Ulasan Lengkapnya, Fabel Menarik yang Mengandung Pesan Bermakna Perjuangan pun Dimulai Ta Ina Luhu sendirian menyusuri hutan yang begitu sunyi. Ia sebenarnya tidak memiliki tujuan. Namun, dirinya tak memiliki pilihan selain terus memacu kudanya dan berharap menemukan tempat persembunyian yang aman. Berhari-hari, wanita itu hidup di jalanan hingga kemudian tibalah ia di puncak gunung. Ia berhenti di sana sejenak untuk melepaskan lelah setelah melakukan perjalanan yang sangat jauh. Pemandangan yang ia lihat dari puncak begitu indah sehingga mampu mengusir lelah dan membuat perasaannya sedikit lebih baik. “Negeriku… keindahanmu benar-benar membuatku begitu terpesona,” ucapnya. Setelah berkata demikian, dirinya tiba-tiba jatuh dari kudanya dan tidak sadarkan diri saking lelahnya. Ia baru bangun lagi keesokan harinya dengan kondisi perut yang begitu kelaparan. Sayangnya, di tempat itu tidak banyak makanan yang bisa ditemukan. Hanya ada rumput untuk memberi makan kudanya dan beberapa jambu biji yang masih tergantung di sebuah pohon tak jauh dari situ. Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, ia mengambil buah jambu tersebut lalu memakannya sekadar untuk mengganjal perut. Pencarian Putri Ta Ina Luhu Sementara itu di tempat lain, Raja Soya tengah kebingungan mencari keberadaan Ta Ina Luhu. Ia memerintahkan semua pengawal untuk mencarinya di sekitar istana, tapi hasilnya masih nihil. “Ampun, Baginda. Kami sudah mencarinya ke mana-mana, tapi keberadaan Putri Ta Ina Luhu belum bisa ditemukan. Hanya saja, kuda putih milik Baginda tidak ada, sepertinya sang putri membawanya serta.” Mendengar kata-kata tersebut, sang raja tidak marah tetapi malah semakin khawatir dengan keadaan sang putri. Terlebih lagi, wanita itu sedang mengandung. Tanpa pikir panjang lagi, lelaki tersebut kemudian memanggil semua pejabat istana dan melakukan rapat. Katanya, “Aku ingin kalian mengumpulkan para pemuda untuk membantuku mencari Putri Ta Ina Luhu dan membawanya pulang dalam keadaan selamat.” “Baik, Baginda. Perintah Baginda akan kami laksanakan,” jawab salah seorang mewakili. Setelah itu mereka semua bergegas untuk melakukan titah raja. Ratusan pemuda sudah dikumpulkan dan dibagi dalam kelompok-kelompok supaya mempermudah pencarian. Mereka mencari sang putri dengan mengikuti jejak-jejak kuda yang tertinggal. Baca juga Kisah dari Nusa Tenggara Barat, Kembang Ander Nyawe Beserta Ulasan Lengkapnya yang Menarik tuk Kamu Simak Semakin Jauh Melarikan Diri Putri Ta Ina Luhu yang sedang berada di puncak gunung sayup-sayup mendengar teriakan yang memanggil namanya. Kemudian, sadarlah ia kalau Raja Soya pasti menyuruh orang-orang untuk mencarinya. Maka dari itu, ia memutuskan untuk pergi dari situ. Beberapa saat setelah sang putri pergi, salah satu rombongan raja tiba di tempat itu. Tentu saja mereka tak menemukannya, yang ada hanyalah sisa-sisa kulit dan biji dari jambu yang dimakannya. Lalu oleh orang-orang tersebut, tempat itu diberi nama Gunung Nona. Karena benar-benar tak mau ditemukan, sang putri semakin memacu kudanya dengan cepat untuk menuruni lereng gunung. Hingga sampailah ia di sebuah pantai bernama Amahusu. Angin di tempat tersebut begitu kencang sehingga menerbangkan topi yang dipakainya. Ketika hendak mengambil topinya, entah mengapa benda tersebut tiba-tiba berubah menjadi batu. Nah, batu tersebut lalu diberi nama Batu Capeu. Dengan sisa-sisa tenaga yang dimiliki, wanita tersebut meneruskan perjalanannya hingga ke Ambon. Namun di tengah perjalanan, ia merasa benar-benar haus sehingga berhenti di sebuah sumber air. Di sana, dirinya minum sepuasnya. Mata air inilah yang nantinya dinamakan Air Putri. Menghilang Secara Misterius Ta Ina Luhu memutuskan beristirahat sejenak di tempat tersebut sebelum kembali lagi ke puncak Gunung Nona. Namun tak berapa lama kemudian, lagi-lagi ada teriakan yang memanggil-manggil namanya. Hal tersebut tentu saja membuatnya gusar. Meskipun berusaha menghindar lagi, kali ini ia kalah cepat dengan rombongan yang diutus sang raja. Ia tak sempat kabur karena sudah dihadang oleh mereka. “Putri… Mari pulanglah bersama kami. Sang raja sudah menunggumu di istana,” kata salah seorang dari mereka. Karena sudah terjebak, Ta Ina Luhu turun dari kudanya dan berlutut. Ia berdoa kepada Tuhan supaya tidak dibawa pulang ke istana. “Tuhan… tolonglah Beta. Beta tak mau kembali ke istana dan merepotkan orang lain lagi. Beta hanya ingin hidup sendiri.” Saat salah seorang dari rombongan mendekat ke arah sang putri, tiba-tiba wanita tersebut menghilang begitu saja. Sontak, hal itu membuat semua orang yang menyaksikannya begitu terkejut. Mereka pun pulang dengan tangan hampa. Akan tetapi sejak peristiwa tersebut, ada sebuah mitos yang berkembang di Maluku mengenai Ta Ina Luhu. Katanya, wanita tersebut sering muncul dengan kaki separuh manusia dan separuh kuda pada saat Ujang Panas hujan turun, namun cuaca tetap panas. Bersamaan dengan hal tersebut, akan ada anak-anak yang hilang dan Ta Ina Luhulah yang diduga menculiknya. Baca juga Legenda Si Penakluk Rajawali Asal Sulawesi Selatan dan Ulasan Menariknya, Pelajaran Berharga tentang Ketulusan Unsur-Unsur Intrinsik Legenda Nenek Luhu Sumber Wikimedia Commons Setelah menyimak ringkasan cerita legenda Nenek Luhu, selanjutnya di sini kamu akan menemukan ulasan singkat unsur-unsur intrinsik dari kisah tersebut. Berikut penjelasannya 1. Tema Tema atau inti cerita dari legenda Nenek Luhu adalah tentang seorang perempuan yang tidak mau terus-terusan bergantung pada orang lain dan berutang budi. Maka dari itu, ia memilih untuk kabur dan hidup sendiri karena tak mau terlalu banyak merepotkan orang yang telah menolongnya. 2. Tokoh dan Perwatakan Dalam legenda Nenek Luhu ada beberapa tokoh yang akan dibahas dengan lebih mendalam. Yang pertama tentu saja adalah Ta Ina Luhu. Ia merupakan seseorang putri yang berparas cantik dan berkepribadian baik. Hanya saja, ia bertekad untuk hidup sendiri karena tidak enak terus-terusan bergantung pada orang lain. Ia merasa dirinya sudah terlalu banyak merepotkan dan berutang budi. Selanjutnya, ada panglima perang Belanda yang begitu kejam. Ia tak hanya menghancurkan kerajaan Ta Ina Luhu, tetapi juga membunuh keluarganya dan melecehkan dirinya. Kemudian di urutan terakhir adalah Raja Soya. Pria tersebut adalah orang yang baik. Ia mau menolong sang putri yang tengah mengalami kesusahan. 3. Latar Karena legenda Nenek Luhu atau yang juga dikenal sebagai cerita rakyat terjadinya laguna Air Putri ini berasal dari Maluku, maka sudah jelas jika ceritanya menggunakan latar tempat di daerah tersebut. Namun, di dalam cerita juga sudah dituliskan beberapa latar tempat yang lebih spesifik, yaitu istana Kerajaan Luhu, hutan, Ambon, istana Kerajaan Soya, dan masih banyak lagi. Untuk latar waktunya, beberapa juga sudah disebutkan dalam cerita. Contohnya adalah keesokan hari, pada malam hari, dan beberapa bulan kemudian. 4. Alur Legenda Nenek Luhu Dongeng yang telah kamu di atas menggunakan menggunakan alur maju. Kisahnya bermula dari penjajah Belanda yang menyerang Kerajaan Luhu, membunuh semua anggota kerajaan, dan hanya Putri Ta Ina Luhu yang selamat. Sang putri lalu dibawa paksa ke Ambon. Setelah mengalami penyiksaan, ia akhirnya berhasil kabur dan diangkat menjadi keluarga Kerajaan Soya. Namun saat mengetahui kalau dirinya hamil, ia memilih kabur karena tidak mau semakin merepotkan keluarga angkatnya. Sang raja kemudian menyuruh pemuda dari wilayahnya untuk mencari Ta Ina Luhu. Pada akhirnya, rombongan pemuda itu pulang dengan tangan kosong karena sang putri tiba-tiba menghilang begitu saja. 5. Pesan Moral Pesan moral atau amanat yang bisa kamu ambil dari legenda Nenek Luhu ini adalah supaya kamu kuat untuk menjalani kehidupan. Hidup ini keras maka kamu harus tetap berjuang. Selain itu, jangan selalu bergantung dan mengandalkan kebaikan orang lain. Selagi kamu bisa melakukan hal apa pun itu sendiri atau mandiri, maka lakukanlah. Tak hanya unsur intrinsiknya saja, jangan lupakan pula unsur ekstrinsik dari legenda Nenek Luhu ini. Unsur ekstrinsik tersebut biasanya meliputi latar belakang masyarakat, penulis, dan nilai-nilai yang sudah lama dilakukan. Baca juga Legenda Asal Usul Burung Cendrawasih dan Ulasannya, Kisah Si Burung Surga yang Mengandung Amanat Bermakna Fakta Menarik tentang Cerita Rakyat Terjadinya Laguna Air Putri di Maluku Sumber Twitter – papaOranje Tadi kamu sudah menyimak ulasan unsur intrinsiknya, kan? Nah, berikut ini ada fakta menarik dari kisah tersebut yang tidak boleh dilewatkan. 1. Laguna Air Putri Tadi, sudah disebutkan bahwa legenda Nenek Luhu memiliki kaitan erat dengan asal-usul Laguna Air Putri. Nah, obyek wisata tersebut tepatnya terletak di Desa Waiyoho, Kecamatan Seram Barat. Tempat ini sebenarnya adalah mata air yang muncul tepat di pinggiran pesisir pantai yang kemudian membentuk laguna. Uniknya, di laguna tersebut air tawar dari sumber mata air bercampur dengan air dari laut. Meskipun akses menuju ke sana bisa dibilang tidak mudah, tempat ini tetap menarik minat wisatawan, baik itu dari lokal maupun mancanegara untuk berkunjung. Baca juga Legenda Watu Maladong dari Nusa Tenggara Timur, Batu Sakti yang Menyuburkan Sumba, Beserta Ulasan Menariknya Sudah Puas Menyimak Legenda Nenek Luhu di Atas? Demikianlah tadi kisah lengkap dari legenda Nenek Luhu atau asal-usul Laguna Air Putri dari Maluku beserta ulasannya yang bisa kamu simak di sini. Gimana? Tentunya tidak hanya bagus, tetapi ada nilai moral yang bisa kamu pelajari, kan? Nah, kalau misalnya kamu masih mencari cerita nusantara yang lain, mending langsung cek artikel-artikel PosKata, deh. Contohnya adalah asal usul Kota Malang, legenda Buaya Perompak dari Lampung, cerita Putri Tandampalik dari Sulawesi Selatan, dan masih banyak lagi. Oh iya, kalau kamu mencari fabel, dongeng dari Barat, dan kisah para nabi, di sini juga ada, lho. Lengkap banget, kan? Makanya, baca PosKata terus, yuk! PenulisErrisha RestyErrisha Resty, lebih suka dipanggil pakai nama depan daripada nama tengah. Lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang lebih minat nulis daripada ngajar. Suka nonton drama Korea dan mendengarkan BTSpop 24/7. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar. Artikel legenda dan sejarah nusa penida kali ini kami suguhkan untuk sobat travela yang penasaran akan kisah sejarah dan cerita rakyat legenda Nusa penida Bali. Namun sudah tahukah Anda wisata 3 Nusa di Bali yang terdiri atas Nusa Penida, Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan? Ya, ketiga nusa itu dipisahkan oleh Selat Badung dengan pulau besar Bali, atau biasa disebut mother of island. Selain keindahan alamnya, Nusa Penida juga menarik dengan sejarahnya. Demikian pula dengan riwayat 2 nusa lainnya. Legenda Dan Sejarah Nusa PenidaLegenda Rakyat Nusa PenidaDukuh JempunganManusa PanditaSejarah Nusa PenidaDinasti GelgelKesepakatan Dalem Watu RenggongKyai Jelantik Untuk sejarah Nusa Penida sendiri, pastinya sangat menarik bagi para wisatawan yang berkunjung. Sebab, disini pun masih terdapat adanya ritual khusus di pura yang ada di pulau Nusa Penida. Nusa Penida sendiri merupakan daerah yang sudah masuk Kabupaten Klungkung Bali. Diantara ketiga pulau yang sudah disebut di atas, maka Nusa Penida adalah kawasan yang memiliki area paling luas. Cukup banyak tempat rekreasi serta obyek wisata disini sehingga para pengunjung dapat menikmati bermacam wisata bahari yang pastinya indah. Sebelum kita bahas lebih banyak mengenai sejarah Nusa Penida, maka ada baiknya bila kita bahas terlebih dahulu tentang letak geografisnya. Nah untuk anda yang ingin berkunjung ke nusa penida maka anda pun bisa melalui empat pelabuhan utama seperti; Pantai Sanur-Denpasar, Benoa, Pelabuhan Padangbai dan Kusamba-Klungkung. Atau juga bisa baca di artikel kami lainnya “Tips Bagaimana Cara Ke Nusa Penida“. Mengenai Transportasi laut diatas, tentu anda tak perlu lagi khawatir sebab keempat pelabuhan tersebut sudah menyediakan fast boat dengan fasilitas terbaik hingga anda selamat sampai tujuan pulau nusa. Fast boat bisa disewa dengan tiket sebagai sarana transportasi umum hingga private. Setelah membahas kondisi geografis dan jalan menuju ke lokasi diatas, maka kini waktunya kita fokus membahas legenda dan sejarah Nusa Penida Kita mulai dari legenda kisah rakyat nusa penida Legenda Rakyat Nusa Penida Alkhisah pada tahun Saka 50, Ida Bhatara Siwa bersama sakti Dewi Uma istri beliau tedun turun ke bumi beserta para pengikut Beliau seperti Tri Purusa, Catur Lokha Pala dan Asta Gangga. Turun disebuah Gunung yang sekarang Gunung tersebut bernama Gunung Mundhi. Di Gunung Mundhi inilah Ida Bhatara Siwa dan Sakti Ida Dewi Uma menjelma dari Meraga be-Raga Dewata menjadi manusia. Bhatara Siwa & Dewi Parwati Selain turun di puncak Gunung Mundhi, Ida Bhatara Siwa juga turun di sebuah tempat pada tahun Saka 55, yang sekarang bernama Tunjuk Pusuh. Namun Dewi Kwan Im lebih dahulu turun pada tahun Saka 45 beristana di sebuah goa. Lalu Dewi Parwati menyusul turun ke bumi pada tahun Saka 60. Sekarang tempat tersebut bernama Goa Giri Putri yang menjadi Pusering Jagat sedangkan Dewi Parwati yang bergelar Bhatari Hyang Giri Putri sebagai penjaga tirta yang ada di dalam Goa Giri Putri. Selain beristana di Pura Goa Giri Putri dan Pura Tunjuk Pusuh mereka juga yang beristana di pura Batu Medau. Baca juga Upacara Adat Yang Jangan Terlewati Saat Berada Di Bali! Dukuh Jempungan Ida Bhatara Siwa menjelma menjadi seorang laki-laki, menjadi seorang Pandita pendeta yang bergelar Dukuh Jumpungan. Dari penjelmaan inilah daratan gunung mundi menjadi cikal bakal nama Nusa Penida. Ida-Bhatara-Siwa Nama sebenarnya Nusa Penida adalah Manusa Pandita, manusa adalah seorang/manusia yang bernama Jumpungan, dan Dukuh adalah Seorang Pandita/pendeta. ** Kata dukuh dalam Kamus Jawa Kuno oleh Zoetmulder 1994233 berarti pertapaan di hutan, bertempat tinggal di hutan dan dalam Kamus Bahasa Bali Simpen, 198559 kata dukuh artinya wang mdwijati, adan soroh dukuh. Manusa Pandita Dari kata “Manusa Pandita” inilah lama-kelamaan berubah menjadi Nusa Penida. Sedangkan sakti dari Ida Bhatara Siwa yaitu Dewi Uma menjelma menjadi seorang perempuan yang bernama Ni Puri yang merupakan istri Dukuh Jumpungan. Turunnya Ida Bhatara Siwa dan Istrinya ke bumi dari Siwa Lokha selain itu juga membawa pengikut sebanyak 150 meraga manusia. Turunnya Ida Bhatara Siwa dan Saktinya ke bumi, beserta pengikutnya tersebut-lah awal baru adanya manusia pertama di Nusa Penida. Membangun desa dan pesraman Dukuh Jumpungan beserta pengikutnya mulai membangun tempat tinggal yang disebut Padukuhan didaerah sekitar Gunung Mundhi yang rata sekarang lokasi tersebut bernama Desa Rata. Sedangkan puncak Gunung Mundhi dibangun sebuah pesraman yang dikelilingi tetamanan yang berasal dari sumber air yang jumlahnya 8 disebut Asta Gangga yang berasal dari Siwa Lokha, yang ikut turun bersama Ida Bhatara Siwa. Membangun sebuah perahu Karena pulau Nusa Penida ini dikelilingi dengan lautan yang sangat luas maka Ida Dukuh Jumpungan berpikir untuk membuat sebuah perahu. Pada tahun Saka 60, Ida Dukuh Jumpungan ber-semedhi di pesraman puncak Gunung Mundhi. Dari kekuatan adnyana-nya lah muncul sebuah perahu yang sangat indah dan besar sekali. Setelah perahu sudah selesai maka perahu tersebut diturunkan dari daerah puncak Mundhi menuju ke arah Utara dan sampai ke laut, tepat di pesisir daerah Bodong yang sekarang disebut Tukat Bodong, dan perahu tersebut digunakan berlayar menikmati indahnya lautan bersama istri beliau. Melahirkan seorang anak laki Dan kemudian pada tahun Saka 90, Ni Puri melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama I Merja. I Merja tidak begitu senang berlayar. Dia lebih senang bersemedhi melakukan tapa brata yoga semedhi di Batu Beya memohon keselamatan dunia dan seisi alam semesta. Pada jaman ini bumi Nusa Penida menjadi makmur, aman sentosa, gemah ripah loh jinawi, berkat kepemimpinan Dukuh Jumpungan. Setelah Dukuh Jumpungan berumur 95. Ia melakukan yoga semedhi di puncak gunung dan sekarang berdiri pura Puncak Gunung Mundhi sebagai stana Ida Dukuh Jumpungan. Dan istri Ida Dukuh Jumpungan yaitu Ni Puri, juga,melakukan yoga semedhi di sebuah tempat pada saat berumur 230 dan moksa pada tahun Saka 280. Sekarang ditempat semedhi nya berdiri pura Batu Melawang sebagai istana Ida Ni Puri. Goa Betel Ni Puri Dikisahkan pula bahwa Ni Puri juga pernah melakukan yoga semedhi dan dengan kekuatan adnyana Ida sehingga mampu membuat Goa Betel dari arah Barat pulau Nusa Cenik hingga tembus ke arah Timur pulau Nusa Cenik. ** Nusa cenik nama lain nusa ceningan Dengan melobangi mulai dari arah Barat maka di Barat pulau Nusa Cenik disebut Batu Melawang. Sedangkan di Timur pulau Nusa Cenik karena tembusan Goa Betel itu kelihatan ninggias dari pulau Nusa Gede maka dari arah timur pulau Nusa Cenik tepatnya di sekitar goa disebut Batu Banglas. Goa Betel merupakan istana payogan Ida Batara Ciwa dan Dewi Uma. Selain tempat itu sebagai istana/payogan juga sebagai tempat penyimpanan barang-barang pusaka milik I Renggan. Merja dan Nu Luna Diceritakan setelah I Merja dewasa menikah dengan Ni Luna. Yang mana Ni Luna berasal dari Indra Loka, yang turun ke bumi bersama saudarinya Dewi Rohini pada tahun Saka 97. Tempat turunnya Ni Luna dengan saudarinya itu sekarang disebut daerah Sukun. Selain bersama saudarinya mereka juga membawa pengikut sebanyak 125 orang, pengikutnya ini semua meraga Denawa Ksatria indra loka, sedangkan Ni Luna dengan saudaranya dari Dewata menjelma menjadi manusia. Dewi Rohini di ambil oleh Empu Agni Jaya dijadikan istri yang tinggal di Jungut Batu. Di kisahkan pula bahwa Empu Agni Jaya mempunyai 2 orang putra angkat yang bernama Hyang Naon dan I Rundan yang sekarang mejadi istana Pura Sakenan Jungut Batu. Melahirkan I Renggan I Merja pada waktu berumur 160 melakukan yoga semedhi di Batu Beya dan moksa pada tahun Saka 250. Sedangkan istri I Merja yaitu Ni Luna melakukan yoga semedhi di daerah Batu Banglas pada saat berumur 153 dan moksa pada tahun Saka 250. Sekarang berdiri sebuah pura sebagai istana Ida Ni Luna yaitu Pura Batu Banglas. Dari perkawinan mereka I Merja & Ni Luna lahirlah I Renggan pada tahun Saka 150. I Renggan menikah dengan I Merahim yang lahir tahun Saka 160. Pages 1 2 3 4

cerita rakyat dari nusa laut